dc.description.abstract |
Susu merupakan minuman yang berasal dari hewan ternak perah sehat dan bersih. Susu yang murni tidak mendapat perlakuan apapun, kecuali proses pendinginan. Amoksisilin merupakan salah satu antibiotik yang paling umum digunakan sebagai obat pada ternak yang diberikan secara oral, setelah dicampur dengan pakan ternak. Batas Maksimum Residu (BMR) antibiotik amoksisilin dalam produk ternak berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) No. 01-6366-2000 adalah 0,01 µg/g untuk susu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan antibiotik amoksisilin pada susu sapi dari daerah Barunagri Lembang. Penelitian ini dilakukan terhadap sepuluh sampel susu sapi yang terdapat dari 10 peternakan yang berbeda. Sampel susu sapi dipreparasi terlebih dahulu menggunakan pelarut asetonitril, kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 5000 rpm selama 10 menit, dilanjutkan dengan penambahan n-heksan untuk pemisahan supernatan. Selanjutnya sampel dianalisis dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) fase terbalik dengan kolom C-18, fase gerak dapar fosfat pH 5 : asetonitril (96:4) dan laju alir 1 mL/menit. Hasil penetapan panjang gelombang maksimum dengan menggunakan spektrofotometri UV-Vis, didapatkan λ max 299 nm. Hasil tersebut tervalidasi dengan nilai akurasi yang berada dalam rentang antara 104,833 % - 113,967 %, presisi 6,652 %, batas deteksi 0,00035 µg/mL, batas kuantitasi 0,0011 µg/mL dan linearitas dengan nilai koefisien korelasi R² = 0,9935. Hasil uji kadar residu antibiotik amoksisilin dengan menggunakan metode KCKT adalah 2,433 – 5,854 µg/g. |
en_US |