Abstract:
Ekstrak kulit jeruk kalamansi (Citrofortunella microcarpa) merupakan salah satu tanaman yang dapat dijadikan obat herbal. Ekstrak kulit jeruk kalamansi mengandung senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, tanin, alkaloid dan saponin yang berfungsi sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak kulit jeruk kalamansi terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus ATTC 29213. Metode penelitian uji daya hambat menggunakan metode Kirby Bauer. Pengujian daya hambat dilakukan dengan tiga kali pengulangan pada perlakuan ekstrak 60%; 30%; 15%; 7,5%; 3,75%, kontrol positif Ciprofloxacin 5µg dan kontrol negatif DMSO 10%. Setelah diinkubasi selama 24 jam dilakukan pengukuran zona bening di sekitar disk obat, didapatkan hasil zona bening yang terbentuk sebesar 29,30 mm; 22,00 mm; 14,80 mm; 6,00 mm; dan 6,00 mm, untuk konsentrasi sampel berurutan 60%, 30%, 15% dan 7,5%, 3,75%. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa ekstrak kulit jeruk kalamansi dapat menghambat bakteri Staphylococcus aureus ATTC 29213 pada konsentrasi 60% dengan diameter zona hambat 29,30 mm.