Abstract:
Salah satu tumbuhan yang mengandung senyawa obat, yaitu daun tanaman Sintrong (Crassocephalum crepidioides (Benth.) S. Moore), selain dapat digunakan sebagai lalapan, daun sintrong digunakan sebagai obat bisul. Secara tradisional daun sintrong juga digunakan sebagai nutraceutikal dan juga dipercaya bisa mengobati berbagai macam penyakit, seperti untuk mengatasi gangguan pencernaan, getah daunnya dapat digunakan untuk mengobati sakit perut, rebusan daun dapat digunakan untuk mengobati sakit kepala, mengobati luka, antelmintik, antiinflamasi, antidiabetes, dan antimalaria. Kandungan kimia yang terdapat dalam daun sintrong adalah saponin, flavonoid, tanin dan polifenol. Daun Sintrong berasal dari Afrika Tropis, dan kini telah menyebar ke seluruh wilayah Tropika di Asia. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar flavonoid, tanin, fenolik ekstrak Daun Sintrong yang diekstraksi dengan cara maserasi dan refluks, juga untuk mengetahui perbedaan kadar yang diperoleh antara dua metode ekstraksi tersebut. Metode yang digunakan yaitu dengan perubahan reaksi warna yang diukur oleh Spektrofotometri UV-Vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil penetapan kadar fenolik untuk metode ekstraksi maserasi diperoleh 183,93 mg/GAE/g ekstrak dan kadar fenolik untuk metode ekstraksi refluks adalah 201,88 mg/GAE/g ekstrak, dari kadar flavonoid untuk metode ekstraksi maserasi diperoleh 45,64 mg/QE/g ekstrak dan kadar flavonoid untuk metode ekstraksi refluks adalah 52,39 mg/QE/g ekstrak, sedangkan untuk kadar tanin untuk metode ekstraksi maserasi diperoleh 135,73 mg/TAE/g ekstrak dan kadar tanin untuk metode ekstraksi refluks adalah 148,13 mg/TAE/g ekstrak. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa Jumlah kadar flavonoid, fenolik, dan tanin dengan metode ekstraksi refluks lebih besar dari metode ekstraksi maserasi.