Abstract:
Proses penuaan pada kulit merupakan perubahan dermatologis yang berkembang seiring dengan bertambahnya usia seseorang, namun penuaan pada kulit juga dapat terjadi diakibatkan oleh paparan ultraviolet. Tanaman jarum tujuh bilah (Pereskia bleo (Kunth) D.C) merupakan salah satu tanaman yang memiliki genus asal Amerika latin namun banyak tumbuh di Indonesia. Di Indonesia tanaman ini banyak digunakan sebagai pereda nyeri, anti inflamasi, saluran pencernaan dan tekanan darah tinggi. Namun tanaman ini juga memiliki aktivitas antioksidan yang tergolong kuat. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menentukan formulasi dari serum nanopartikel ekstrak daun jarum tujuh bilah sebagai anti-aging. Sediaan yang dibuat dibedakan menjadi 3 formula dengan masing-masing memiliki konsentrasi HPMC yang berbeda yaitu 0,3%; 0,6%; dan 0,9%. Pembentukan nanopartikel dilakukan menggunakan Kitosan-Na TPP sebagai pembawa. Evaluasi sediaan dilakukan selama 28 hari dengan menggunakan suhu 40ºC dan dievaluasi setiap 7 hari sekali. Pengujian evaluasi sediaan meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji kesesuaian pH, uji iritasi, uji viskositas, uji kesukaan, uji pengukuran partikel dan uji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH. Sediaan yang memiliki kestabilan yang baik yaitu pada formulasi ke 3 dengan hasil pengukuran pH dan viskositas masih memenuhi syarat. Sediaan ini masih memiliki ukuran partikel dengan rentang 0,538 – 2,145 μm. Hasil pengujian aktivitas antioksidan dari sediaan serum ini menunjukkan bahwa dengan konsentrasi ekstrak 5% sediaan ini tergolong antioksidan kuat dengan perolehan nilai IC50 sebesar 10,58 ppm