Abstract:
Kerang bambu (Solen spp) merupakan salah satu jenis moluska yang termasuk biota perairan non ikan dengan nilai ekonomis tinggi, kerang bambu diketahui memiliki kandungan asam amino esensial yang berperan sebagai antioksidan serta taurin yang memiliki potensi menurunkan kadar kolesterol sehingga dapat dikembangkan baik dalam bidang pangan maupun farmasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengetahui aktivitas antioksidan kerang bambu dengan metode ABTS serta untuk mengetahui pada pelarut apa aktivitas antioksidan yang paling tinggi dengan pelarut yang berbeda pada proses ekstraksi. Karakterisasi simplisia kerang bambu pada pengujian kadar air didapatkan sebesar 2 % dan susut pengeringan sebesar 9 %, selanjutnya dilakukan proses ekstraksi. Ekstraksi dilakukan secara bertingkat dimulai dari pelarut non polar (n-hexan), semi polar (etil asetat), dan polar (metanol) dengan rendemen setiap ekstrak berturut-turut sebesar 3,745 %, 1,29 % dan 12,77 %. Hasil metabolit sekunder menunjukkan ekstrak kerang bambu mengandung alkaloid, flavonoid dan steroid/triterpenoid. Pengujian antioksidan dalam penelitian ini menggunakan metode ABTS (2,2 azinobis (3-etilbenzotiazolin)-6-asam sulfonat) dengan Vitamin C sebagai pembanding dan aktivitas antioksidan digambarkan dengan nilai IC50. Hasil uji aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 pada ekstrak n-hexan sebesar 18,480 ppm, ekstrak etil asetat 13,744 ppm dan ekstrak metanol 15,171 ppm. Hasil uji aktivitas antioksidan paling tinggi terdapat pada ekstrak etil asetat karena etil asetat bersifat semi polar sehingga mampu menarik senyawa polar dan non polar.