Abstract:
Dalam suatu organisasi terdapat Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya
Bukan Manusia sebagai penggerak aktivitasnya. Peranan manusia sebagai
sumberdaya yang aktif, hidup dan terlibat dalam aktivitas organisasi adalah
penting. Untuk meningkatkan kinerja pegawai sebuah organisasi harus
memberikan insentif yang baik seperti dikatakan T. Hani Handoko (2002: 176)
“Insentif adalah perangsang yang ditawarkan kepada para karyawan untuk
melaksanakan kerja sesuai atau lebih tinggi dari standar-standar yang telah
ditetapkan”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
insentif terhadap kinerja pegawai di Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Garut.
Variabel yang diuji dalam penelitian ini adalah insentif sebagai variabel
bebas dan kinerja pegawai sebagai variabel tidak bebas. Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini berupa studi literatur dan penelitian lapangan
yang mencakup wawancara, observasi, dan penyebaran kuesioner. Responden
yang ditetapkan adalah pegawai Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Garut,
dengan jumlah sampel sebanyak 39responden.Teknik pengolahan data yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi/hubungan antara kedua variabel adalah dengan menggunakan koefisien korelasi pearson product moment. Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel insentif terhadap variabel kinerja pegawai dan pengujian hipotesis menggunakan uji statistik t.
Berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner, didapat hasil yang
menunjukan bahwa pelaksanaan pemberian insentif mempunyai hubungan yang
kuat dengan kinerja pegawai, yang ditunjukan dengan nilai r =0,92. Analisis
koefisien determinasi menunjukan bahwa insentif berpengaruh terhadap kinerja
karyawan sebesar 86,64%, sedangkan sisanya sebesar 15,36% dipengaruhi faktor-
faktor lain di luar penelitian. Pengujian hipotesis menyatakan bahwa nilai t hitung (
14,27) > t tabel (1,68), sehingga angka tersebut berada pada daerah penolakan Ho.
Dengan demikian hipotesis yang diajukan penulis yaitu “Jika insentif
diberikan secara maksimal sesuai standar yang berlaku dimungkinkan untuk
meningkatkan kinerja pegawai” dapat diterima.Dengan demikian dapat diketahui bahwa insentif mempunyai pengaruh cukup besar terhadap kinerja pegawai pada
Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Garut.
Description:
Dalam suatu organisasi terdapat Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya
Bukan Manusia sebagai penggerak aktivitasnya. Peranan manusia sebagai
sumberdaya yang aktif, hidup dan terlibat dalam aktivitas organisasi adalah
penting. Untuk meningkatkan kinerja pegawai sebuah organisasi harus
memberikan insentif yang baik seperti dikatakan T. Hani Handoko (2002: 176)
“Insentif adalah perangsang yang ditawarkan kepada para karyawan untuk
melaksanakan kerja sesuai atau lebih tinggi dari standar-standar yang telah
ditetapkan”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
insentif terhadap kinerja pegawai di Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Garut.
Variabel yang diuji dalam penelitian ini adalah insentif sebagai variabel
bebas dan kinerja pegawai sebagai variabel tidak bebas. Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini berupa studi literatur dan penelitian lapangan
yang mencakup wawancara, observasi, dan penyebaran kuesioner. Responden
yang ditetapkan adalah pegawai Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Garut,
dengan jumlah sampel sebanyak 39responden.Teknik pengolahan data yang digunakan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi/hubungan antara kedua variabel adalah dengan menggunakan koefisien korelasi pearson product moment. Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel insentif terhadap variabel kinerja pegawai dan pengujian hipotesis menggunakan uji statistik t.
Berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner, didapat hasil yang
menunjukan bahwa pelaksanaan pemberian insentif mempunyai hubungan yang
kuat dengan kinerja pegawai, yang ditunjukan dengan nilai r =0,92. Analisis
koefisien determinasi menunjukan bahwa insentif berpengaruh terhadap kinerja
karyawan sebesar 86,64%, sedangkan sisanya sebesar 15,36% dipengaruhi faktor-
faktor lain di luar penelitian. Pengujian hipotesis menyatakan bahwa nilai t hitung (
14,27) > t tabel (1,68), sehingga angka tersebut berada pada daerah penolakan Ho.
Dengan demikian hipotesis yang diajukan penulis yaitu “Jika insentif
diberikan secara maksimal sesuai standar yang berlaku dimungkinkan untuk
meningkatkan kinerja pegawai” dapat diterima.Dengan demikian dapat diketahui bahwa insentif mempunyai pengaruh cukup besar terhadap kinerja pegawai pada
Badan Ketahanan Pangan Kabupaten Garut.