Abstract:
Biokonversi BSF adalah recyle sampah organik yang merupakan salah satu
solusi untuk mengurangi timbunan sampah dengan biaya yang minimum yang
dikelola oleh sektor formal dan informal, dimana hasil recyle sampah dari
biokonversi BSF sebagai penghasil pupuk kompos organik bagi tanaman.
Pemanfaatan larva BSF dalam mereduksi sampah layak dikembangkan untuk
mendegradasi sampah organik sebagai bahan makanannya yang akhirnya hasil
recycle sampah yang dihasilkan dari biokonversi BSF ini sebagai pupuk organik.
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh formulasi media tanam dengan pupuk
kopos BSF terhadap pertumbuhan kangkung darat (Ipomoea Reptans Poir).
Dalam penelitian ini formulasi media tanam dengan penambahan pupuk
organik berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kangkung dengan mengukur
pertumbuhan tinggi kangkung, bobot kangkung, dan penyebaran akar kangkung.
Unsur hara yang terkandung dalam formulasi media tanam dengan penambahan
pupuk organik BSF berpengaruh pada pertumbuhan tanaman kangkung. Rancangan
perlakuan dalam penelitian ini memformulasikan media tanam yang berisi tanah:
sekam bakar: pupuk kompos BSF dengan tiga perlakuan yaitu P1 dengan
perbandingan 1 : 1 : 1 (33,3% : 33,3% : 33,3%), P2 dengan perbandingan 1 : 1 : 2
(25% : 25% : 50%), dan P3 dengan perbandingan 1 : 1 : 3 (20% : 20% : 60%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa formulasi media tanam memberi
pengaruh yang berbeda nyata terhadap tinggi kangkung, bobot kangkung, dan
penyebaran akar kangkung serta pemanfaatan pupuk kompos BSF dapat menjadi
tambahan pupuk tanaman kangkung karena efektif dan efisien dalam
memaksimalkan pertumbuhan tanaman. Perlakuan 3 (P3) menunjukan hasil yang
lebih baik dengan komposisi media tanam dengan persentase pupuk kompos BSF
yang lebih banyak dibandingkan Perlakuan 1 (P1) dan Perlakuan 2 (P2).